Halaman

Selasa, 29 Mei 2012

BERGEGAS UNTUK MELAKUKAN KEBAIKAN



Assalamu’alaikum Wr.Wb.

نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ أَمَّا بَعْدُ

Saudara – saudaraku yang dirahmati Allah,

            Sesungguhnya modal pokok bagi orang muslim di dunia ini adalah waktu yang singkat, nafas yang terbatas dan hari yang terbatas pula. Barang siapa yang memanfaatkan waktu yang singkat tersebut dengan kebaikan, maka dia akan mendapatkan keuntungan yang besar.vnamun, barang siapa yang menyia-nyiakan waktu yang singkat tersebut, maka dia dalam kerugian dan menyesal atas kesempatan yang tidak akan pernah kembali. Dan barang siapa yang tidak mengetahui nilai waktu pada saat ini, maka akan datang kepadanya sebuah masa, yang disana dia mengetahui nilai dan keagungan waktu, serta nilai amal kebaikan di waktu tersebut. Semua itu terjadi setelah berakhirnya masa, saat penyesalan tiada guna.

Oleh karena itu, Rassulullah memperingatkan kepada kita dalam hadist-nya, “Jagalah 5 sebelum datangnya 5. Masa mudamu sebelum masa tuamu, masa sehatmu sebelum datangnya masa sakitmu, masa kayamu sebelum datang masa fakirmu, masa kosongmu sebelum masa sibukmu dan masa hidupmu sebelum datang masa matimu”. (HR. Hakim & Baihaqi)

Umur manusia merupakan musim tanam di dunia ini. Adapun masa panen atas buah yang ditanamnya adalah di akhirat. Maka dari itu, wajib bagi seorang muslim untuk bersegera melakukan amal saleh sebelum ajal menjemput dan terputusnya amal yang memisahkan antara dirinya dengan amal kebaikan, baik berupa sakit, kematian atau kesibukan. Maka, tidak ada yang tersiksa kecuali penyesalan atas penyia-nyiaan waktu.

Dengarkan dengan seksama firman Allah yang menjelaskan tentang keadaan manusia dikala sakaratul maut menjemput, “Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu, hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia) agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan”. (Al-Mu’minuun : 99-100)

Begitu juga Allah memaparkan dalam firman-Nya tentang keadaan mereka di akhirat tatkala saatnya segala perbuatan dimintai pertanggungjawaban, “Dan jika kamu (Muhammad) melihat ketika mereka dihadapkan ke neraka, lalu mereka berkata : kiranya kami dikembalikan (ke dunia) dan tidak mendustakan ayat – ayat Tuhan kami, serta menjadi orang – orang yang beriman”, (tentulah kamu melihat suatu peristiwa yang mengharukan)” (Al-An’am : 27)

Sang pencipta kita, Allah, menjelaskan kepada kita bahwa tatkala kematian sudah menjemput manusia, maka tidak ada yang tersisa kecuali penyesalan dan kesedihan. Manusia berharap untuk bisa kembali ke dunia untuk memanfaatkan waktunya semaksimal mungkin untuk amal kebaikan. Namun, harapan itu tidak akan menghasilkan apapun.

Saudara – saudaraku yang berbahagia. Harta yang pokok yang kita miliki saat ini hanyalah umur. Tatkala umur kita habis, maka harta pokok pun sirna diikuti dengan penyesalan. Hari ini adalah hari yang baru, karena Allah telah menangguhkan masa kematian kita, mengakhirkan ajal kita dan Allah telah memberikan kenikmatan kepada kita dengan penangguhan masa ini. Jika kematian telah merenggutku, pasti aku akan berharap agar dikembalikan ke dunia walau hanya satu hari saja, sehingga aku dapat melakukan amal kebaikan.

Sekian dari saya, semoga ceramah kali ini bermanfaat, apabila ada kesalahan dan kekurangan dalam saya menyampaikan, saya mohon maaf.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar