Assalamu’alaikum Wr.Wb.
نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ
بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِهِ
اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. اَللَّهُمَّ
صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ
أَجْمَعِيْنَ أَمَّا بَعْدُ
Saudara – saudaraku
yang dirahmati Allah,
Sesungguhnya modal pokok bagi orang muslim di dunia ini
adalah waktu yang singkat, nafas yang terbatas dan hari yang terbatas pula.
Barang siapa yang memanfaatkan waktu yang singkat tersebut dengan kebaikan,
maka dia akan mendapatkan keuntungan yang besar.vnamun, barang siapa yang menyia-nyiakan
waktu yang singkat tersebut, maka dia dalam kerugian dan menyesal atas
kesempatan yang tidak akan pernah kembali. Dan barang siapa yang tidak
mengetahui nilai waktu pada saat ini, maka akan datang kepadanya sebuah masa,
yang disana dia mengetahui nilai dan keagungan waktu, serta nilai amal kebaikan
di waktu tersebut. Semua itu terjadi setelah berakhirnya masa, saat penyesalan
tiada guna.
Oleh
karena itu, Rassulullah memperingatkan kepada kita dalam hadist-nya, “Jagalah 5
sebelum datangnya 5. Masa mudamu sebelum masa tuamu, masa sehatmu sebelum
datangnya masa sakitmu, masa kayamu sebelum datang masa fakirmu, masa kosongmu
sebelum masa sibukmu dan masa hidupmu sebelum datang masa matimu”. (HR. Hakim
& Baihaqi)
Umur
manusia merupakan musim tanam di dunia ini. Adapun masa panen atas buah yang
ditanamnya adalah di akhirat. Maka dari itu, wajib bagi seorang muslim untuk
bersegera melakukan amal saleh sebelum ajal menjemput dan terputusnya amal yang
memisahkan antara dirinya dengan amal kebaikan, baik berupa sakit, kematian
atau kesibukan. Maka, tidak ada yang tersiksa kecuali penyesalan atas
penyia-nyiaan waktu.
Dengarkan
dengan seksama firman Allah yang menjelaskan tentang keadaan manusia dikala
sakaratul maut menjemput, “Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu, hingga
apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia) agar
aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sesungguhnya
itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding
sampai hari mereka dibangkitkan”. (Al-Mu’minuun : 99-100)
Begitu
juga Allah memaparkan dalam firman-Nya tentang keadaan mereka di akhirat
tatkala saatnya segala perbuatan dimintai pertanggungjawaban, “Dan jika kamu
(Muhammad) melihat ketika mereka dihadapkan ke neraka, lalu mereka berkata : kiranya kami dikembalikan (ke dunia) dan
tidak mendustakan ayat – ayat Tuhan kami, serta menjadi orang – orang yang
beriman”, (tentulah kamu melihat suatu peristiwa yang mengharukan)” (Al-An’am
: 27)
Sang
pencipta kita, Allah, menjelaskan kepada kita bahwa tatkala kematian sudah
menjemput manusia, maka tidak ada yang tersisa kecuali penyesalan dan
kesedihan. Manusia berharap untuk bisa kembali ke dunia untuk memanfaatkan
waktunya semaksimal mungkin untuk amal kebaikan. Namun, harapan itu tidak akan
menghasilkan apapun.
Saudara
– saudaraku yang berbahagia. Harta yang pokok yang kita miliki saat ini
hanyalah umur. Tatkala umur kita habis, maka harta pokok pun sirna diikuti
dengan penyesalan. Hari ini adalah hari yang baru, karena Allah telah
menangguhkan masa kematian kita, mengakhirkan ajal kita dan Allah telah
memberikan kenikmatan kepada kita dengan penangguhan masa ini. Jika kematian
telah merenggutku, pasti aku akan berharap agar dikembalikan ke dunia walau
hanya satu hari saja, sehingga aku dapat melakukan amal kebaikan.
Sekian
dari saya, semoga ceramah kali ini bermanfaat, apabila ada kesalahan dan
kekurangan dalam saya menyampaikan, saya mohon maaf.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar