Daun teh selain bisa dikonsumsi sebagai minuman kesehatan, ternyata bisa
diolah menjadi produk produk masker, scrub,
maapun minyak esensial. Berfungsi sebagai penambah semangat, menjernihkan
pikiran, kesehatanan mental, energi, anti jamur, membantu meredakan masalah
sistem pernapasan, menghilangkan rasa lelah, meredakan flu dan berfungsi
sebagai antioksidan. (Louise Jumarani,2009:31)
Daun teh khususnya teh herbal juga
memproduksi polifenol yang berpotensi sebagai antioksidan yang mampu melindungi
tubuh dari serangan radikal bebas. Potensi antioksidan dalam teh disebutkan
lebih kuat dibandingkan dengan antioksidan dalam sayuran dan buah – buahan.
Banyak penelitian telah membuktikan bahwa polifenol dalam teh berpotensi
sabagai antikanker, terutama kanker lambung, esofagus, dan kulit. Polifenol
dalam teh juga mampu menurunkan kolesterol dan mencegah penggumpalan darah.
Polifenol teh
atau sering disebut dengan katekin menurut pakar merupakan zat yang unik karena
berbeda dengan katekin yang terdapat pada tanaman lain. Katekin dalam teh tidak
bersifat menyamak dan tidak berpengaruh buruk terhadap pencernaan makanan.
Katekin teh bersifat antiradiasi, memperkuat pembuluh darah, melancarkan
sekresi air seni dan menghambat pertumbuhan sel kanker. (Andi Nur Alam
Syah,2006:47)
Katekin
merupakan kelompok utama dari substansi hijau dan paling berpengaruh terhadap
seluruh komponen teh. Dalam pengolahannya, senyawa tidak berwarna ini, baik
langsung maupun tidak langsung selalu dihubungkan dengan semua sifat produk
teh, yaitu rasa, warna dan aroma.
Katekin
merupakan kelompok terbesar dari komponen duan teh, terutama kelompok katekin
flavonol. Katekin tersintesis dalam daun teh melalui jalur asam melanik dan
asam shikimik. Sedangkan, asam galik diturunkan dari suatu produk antara yang diproduksi
dalam jalur metabolic asam shimik.
Komposisi Polyfenol Teh
Komposisi
Polyphenol
|
Teh
hijau
|
Teh
hitam
|
Katekin
|
210
|
63
|
Flavonoles
|
14
|
21
|
Tearubigins
|
0
|
28
|
Undefined
|
266
|
273
|
(sumber : Ara Rassi,2010:73)
Katekin tanaman
teh dibagi menjadi dua kelompok utama, yaitu proanthocyanidin dan polyester.
Katekin teh hijau tersusun sebagian besar atas senyawa-senyawa katekin (C),
epikatekin (EC), galokatekin (GC), epigalokatekin (EGC) dan epigalokatekin
galat (EGCG). Konsentrasi katekin sangat tergantung pada umur daun. Pucuk dan
daun pertama paling kaya katekin galat. Kadar katekin bervariasi tergantung
pada varietas tanaman tehnya.
Sifat Fisik dan Kimia Katekin
Sifat
fisik
|
Sifat
kimia
|
Kenampakan : putih
|
Sensitif terhadap oksigen
|
Melting point : 104-106ᵒC
Boiling point : 245ᵒC
Tekanan uap : 1 mm Hg pada 75ᵒC
Densitas uap : 3,8 g/m³
Flash point : 137ᵒC
Explosion limits : 1,97%
(batas atas)
|
· Sensitif
terhadap cahaya (dapat mengalami perubahan warna apabila mengalami perubahan
warna apabila mengalami kontak langsung dengan udara terbuka)
· Berfungsi
sebagai antioksidan
substansi yang dihindari : unsur oksidasi, asam klorida, asam anhidrida, basa dan asam nitrit.
· Larut
dalam air hangat
· Stabil
dalam kondisi agak asam atau netral (pH optimum 4-8)
|
(Andi
Nur Alam Syah,2006:49)
Menurut penelitian, kandungan zat
antioksidan teh 100 kali lebih efektif dari vitamin C dan 25 kali lebih efektik
dari vitamin E. terlebih lagi karena kandungan dalam 1 cangkir teh setara dengan
8 buah apel. Keampuhan antioksidan dalam the ini tidak hanya saat diminum saja,
tetapi juga saat dipakai atau dioles pada kulit.
Teh juga berfungsi sebagai astrigen
yang dapat membantu mengatasi mata lelah dan lingkaran hitam pada mata. Mampu
memberikan kesegaran dan kesejukan pada kulit. Kandungan taninnya sangat baik
untuk memulihkan kulit yang terbakar sinar matahari dan menghilangkan bau
kaki.(Noni Suraya,2000:61)
Kadar Antioksidan pada Teh
No.
|
Jenis
The
|
Kadar
Antioksidan
|
1.
|
Teh
Putih
|
400
– 600 mg
|
2.
|
Teh
Melati
|
300
-400 mg
|
3.
|
Teh
Hijau
|
300
– 450 mg
|
4.
|
Teh
Hitam
|
130
– 200 mg
|
5.
|
Teh
“Rooibos”
|
60
– 80 mg
|
6.
|
Es
Teh
|
20
– 110 mg
|
(sumber : Noni Suraya,2000:61)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar