I. Mengapa kelebihan air bisa mematikan padahal kita
sering dianjurkan untuk banyak mengkonsumsi air setiap harinya? Ternyata,
segala sesuatu yang berlebihan itu memang tidak baik, terutama dalam hal
mengkonsumsi air putih. Sebenarnya ada suatu sel yang elastis, mampu
mengakomodasi kelebihan air dari sel darah. Namun jika air yang berlebih masuk
dalam jaringan yang neuron otak yang rigid, air akan berbagi tempat yang sempit
dengan cairan otak dan sel darah dalan rongga kepala.
Kondisi ini mengganggu kerja neuron otak dan bisa
menyebabkan koma, sesak nafas, dan bisa berujung pada kematian. Berapa banyak
seharusnya kita minum air? Idealnya seberapa banyak keringat yang kita
keluarkan, sebanyak itulah yang kita minum. Tapi karena susah menghitungnya,
kembali kepada cara alami yang paling mudah, yaitu minumlah jika haus, dan
secukupnya. (benarnggak.wordpress.com). Di bawah ini beberapa akibat yang dapat terjadi jika
kita berlebihan dalam mengonsumsi air putih.
1. Kembung
Minum
di sela makan besar ternyata tidak boleh sembarangan. Ada aturan yang harus
dipatuhi. Betapa besar manfaat minum dalam ritual makan. Karena minum ibarat
pelumas yang bisa melancarkan proses pencernaan. Namun ternyata ada aturan yang
harus dipatuhi terkait minum di sela-sela makan. Sebab jika tidak, air minum
itu justru mengganggu pencernaan yang sedang berlangsung karena cairan yang
terlalu banyak di perut ketika makan bisa memperlambat pencernaan.
Cairan
yang berlebih itu akan menghilangkan asam lambung yang diprosuksi di perut.
Dengan jumlah asam lambung yang sedikit, maka pencernakan menjadi tidak
sempurna. Dan efek yang dirasakan adalah perut menjadi penuh dan kembung.
Cairan yang berlebih itu juga menyebabkan lemak dan minyak-minyak dalam makanan
saling lengket dan sulit dicerna. Yang akhirnya menjadi gumpalan-gumpalan yang
mengganggu proses pencernaan makanan lainnya.
Akibatnya,
semua zat gizi yang terdapat dalam makanan pun tidak mungkin diserap tubuh.
Tubuh menjadi tidak sehat, kurang gizi namun gemuk karena lemak. Jika tubuh
tidak sehat, tentu berpengaruh pada kondisi kulit, kosentrasi, stamina dan
sebagainya. Banyak rentetan yang terjadi jika pencernaan tidak lancer. Dan itu
hanya mengakibatkan oleh kebiasaan minum terlalu banyak di sela makan.
Lebih
baik tidak minum ketika makan. Namun kalau terpaksa, bolehlah minum. Hanya
konsumsi minum itu tidak boleh lebih dari 240 ml atau setara dengan satu gelas
ukuran sedang. Sebaiknya juga jangan terlalu sering minum. Setelah tiga suapan
baru minum dan cairan yang diminum pun jangan terlalu banyak, cukup satu teguk
saja.
Untuk
mengatasi kebiasaan minum di sela makan, maka ada beberapa hal yang bisa
dilakukan yaitu 20 menit sebelum makan. Selain membuat mulut lebih lega dengan
minum sebelum makan nutrisi yang terkandung dalam makanan bisa dicerna dengan
sempurna karena perut telah telah menyiapkan kondisi yang paling bagus untuk
menerima makanan dan menyerap nutrisinya.
Hindari
makanan yang terlalu gurih, biasanya jenis makanan ini membuat hasrat minum
semakin besar. Hal lain yang juga bisa dilakukan adalah mengunyah makanan lebih
lama. Karena ketika kita mengunyah lebih lama, produksi saliva atau air liur
menjadi lebih bnayak, sehingga kita tidak mungkin tersedak atau mengalami mulut
kering. Ketika masuk ke lambung, makanan juga tidak perlu dicerna dengan ekstra
keras. (sweetspearls.com)
1.1 Minuman Yang Diperbolehkan
Minuman
paling sehat yang ada di dunia adalah air putih karena air putih netral dalam
segala situasi. Sehingga paling bagus diminum ketika makan besar. Namun
pilihlah yang tidak terlalu dingin atau cenderung hangat. Dengan minum minuman
yang hangat, rasa haus menjadi tidak berlebihan sehingga tidak berhasrat ingin
minum terus-menerus. Air yang hangat juga bisa membantu pencernaan.
Selain
itu air jeruk juga boleh diminum saat makan karena air jeruk juga netral
terhadap makanan. Namun sekali lagi pilih jeruk hangat. Untuk pemanisnya lebih
baik memakai madu ketimbang gula karena gula dikhawatirkan menambah beban kerja
lambung saat mencerna.
1.2 Minuman Yang Harus
Dihindari
Bagi
Anda yang punya kebiasaan minum susu, soda, teh atau jus ketika makan,
sebaiknya mulai sekarang dihentikan, jika ingin pencernaan membaik. Demikian
halnya kebiasaan minum minuman dingin terutama jika makanan yang dikosumsi
mengandung lemak.
Karena
minuman dingin membuat otot perut berkontraksi dan mengakibatkan tubuh menjadi
tidak nyaman. Minuman dingin juga membuat lemak yang dikonsumsi membeku
sehingga sulit dicerna.
Sementara
susu agak berbahaya bagi anda yang alergi lactosa. Hal ini menguatkan alergi
terhadap makanan yang sudah ada, peradangan lambung atau masalah pencernaan
lainnya.
Sedangkan
minuman bersoda membuat perut begah, kembung serta menimbulkan mual. Terutama jika
diminum setelah makan karbohidrat dan lemak.
Jika
ingin minum minuman itu tunggulah sekitar satu jam setelah semua makanan
tercerna dengan sempurna. Jadi selama lambung masih mencerna, beri kesempatan
untuk bekerja secara maksimal dan jangan minuman-minuman tersebut.
Tidak
semua orang bisa menahan diri untuk minum ketika makan. Apalagi jika makanan
yang dikonsumsi tidak bersayur atau mengandung sesuatu yang gurih. Akibatnya
hasrat untuk minum sangat besar.
Hal
lain yang membuat ingin minum di saat makan adalah kondisi stres. Saat stres
kondisi tubuh sedang tidak stabil sehingga kurang bisa mengontrol dirinya.
Untuk itu makan atau minum pun kurang bisa diatur. Atau makan sambil
terburu-buru dan tidak nyaman ketika makan.
Karena
itu untuk minum minuman bersuhu normal, hangat atau panas? Namun yang paling
baik adalah air putih. Hindari minuman dingin apapun jenis minumannya.
Agar
terbiasa tidak minum di sela makan, konsumsilah sayur berkuah. Dengan demikian,
hasrat untuk minum berkurang. Apalagi cairan dalam sayuran berkuah. Dengan
demikian hasrat untuk minum menjadi berkurang. Apalagi cairan dalam sayuran.
Apalagi cairan dalam sayuran berkuah. Apalagi cairan dalam sayuran berkuah itu
tidak terlalu banyak dan cukup untuk membantu pencernaan.
2. Kebutaan
Informasi kesehatan kali ini memang cukup membingungkan, pasalnya kita
sudah terbiasa dengan saran agar
mengkonsumsi air putih sebanyak 8 liter dalam sehari agar tubuh menjadi sehat.
Namun tidak demikian informasi dari Taiwan, yang menyebutkan seorang wanita
mengalami kelihalangan pengelihatannya akibat minum air putih sebanyak 7 liter
sehari.
Dalam informasi yang saya kutip dari bankjamal.blogdetik.com,
dikatakan bahwa wanita tersebut kerucunan air akibat tiga bulan berturut-turut
minum air putih sebanyak 7 liter dalam sehari. Lebih lanjut dikatakannya, ia
kehilangan pengelihatannya setelah minum air putih terlalu banyak. Dia minum 7
liter air setiap hari dengan maksud untuk mendetoksifikasi dan mengurangi
tekanan darahnya.
Mengira bahwa makin banyak air dia minum, akan makin baik, dia meneruskan
kebiasaannya dan hal ini berlangsung terus selama tiga bulan. Akan tetapi bulan
lalu, wanita Taiwan berusia 26 tahun ini tiba-tiba jatuh pingsan. Ketika dia
sadar kembali beberapa hari berikutnya, dia menjadi buta, menurut laporan Apple
Daily Taiwan.
Dokter mengatakan bahwa kondisi wanita tersebut diketahui sebagai
keracunan air kronis. Jumlah air yang dia minum lebih dari tiga kali lipat dari
konsumsi air harian yang disarankan bagi orang dewasa yang tidak banyak
bergerak. Dr. Jiang Shou Shan, yang merawatnya, mengatakan kepada Apple Daily
Taiwan bahwa pasiennya tidak memiliki penyakit pesikologis atau masalah
kesehatan lainnya, kecuali bahwa tekanan darahnya sangat menghawatirkan.
Dr. Jiang mengatakan, Dia salah percaya bahwa makin banyak air dia minum,
makin banyak pula dia bisa menurunkan tekanan darahnya. Sejak itu, selama tiga
bulan, dia meminum 7 liter air setiap hari. Dr. Jiang menambahkan pada mulanya
wanita tersebut akan sering buang air kecil, tapi setelah beberapa waktu, hal
tersebut berubah menjadi keracunan air. Minum terlalu banyak air bisa
mengakibatkan hyponatremia, suatu kondisi dimana kadar sodium di dalam darah
tidak cukup.
Sebagai hasilnya, kelebihan air harus diserap oleh sel-sel tubuhnya.
Sel-sel otaknya membengkak setelah meminum air, yang mengakibatkan tekanan yang
meningkat di dalam otaknya. Dr. Jiang menjelaskan bahwa tekanan tersebut
mengakibatkan pendarahan di dalam occipital lobe (otak besar bagian depan),
yang merupakan pusat pemrosesan visual dari otak yang berisi sebagian besar
visual cortex.
Kata Dr. Jiang, Sodium di dalam darah kita menjaga laju metabolisme sel
kita. Tetapi sekali Anda meminum terlalu banyak air, ion-ion sodium akan
berkurang, mengakibatkan otak membengkak. Hal ini mengakibatkan tekanan dan
berlanjut ke pendarahan. Shin Min Daily mengutip pernyataan seorang dokter
bahwa minum terlalu banyak air bisa berakibat fatal. Dokter tersebut, dari
Raffles Hospital, mengatakan bahwa tubuh kita secara konstan kehilangan air
melalui keringat, buang air kecil dan air besar atau menghembuskan nafas,
diantaranya.
“Mengganti ‘kehilangan air’ ini adalah esensial,
tetapi rehidrasi yang berlebihan bisa mengakibatkan overdosis air yang fatal, “
kata dokter. Menurut dokter tersebut, gejala-gejala keracunan air termasuk
sakit kepala, kelelahan, hidung mampet, muntah, sering buang air kecil dan
disorientasi mental.
3. Hyponatremia
Konsentrasi garam (natrium) dalam tubuh kita minimal 4
ons per galon, kalau kurang dari itu bisa terjadi HYPONATREMIA (darah rendah
sodium). Keadaan dimana konsentrasi sel darah terlalu encer, akibatnya air
keluar dari sel darah untuk mencari sel dengan konsentrasi lebih tinggi
(OSMOSIS).
Dikutip dari www.ahliwasir.com, Hyponatremia merujuk lebih rendah
daripada tingkat normal sodium
didalam darah. Sodium sangat penting bagi banyak fungsi tubuh termasuk
pemeliharaan keseimbangan cairan, regulasi tekanan darah, dan fungsi normal
sistem saraf. Sodium adalah pengisian ion positif yang utama (cation) dalam cairan di luar sel
tubuh. Notasi kimia untuk sodium adalah Na. Ketika
dikombinasikan dengan khlorida (Cl), substansi yang dihasilkan adalah garam
dapur (NaCl). Tingkat sodium normal dalam
darah adalah 135 - 145
milliEquivalents / liter (mEq / L), atau di unit internasional, 135 - 145
millimoles / liter (mmol / L). Hasilnyamungkin bervariasi sedikit di antara
laboratorium yang berbeda.
3.1 Penyebab Hyponatremia
Sodium tingkat yang rendah
di dalam darah dapat menyebabkan kelebihan air atau cairan di dalam tubuh, menipiskan jumlah
sodium yang normal sehingga muncul konsentrasi rendah. Hyponatremia jenis
ini dapat menyebabkan kondisi kronis seperti gagal ginjal (bila
kelebihan cairan tidak dapat efisien dikeluarkan) dan gagal jantung, yang mana
akumulasi kelebihan cairan dalam tubuh. SIADH (syndrome of inappropriate
anti-diuretic hormone) adalah penyakit dimana tubuh memproduksi terlalu banyak
hormon anti diuretic (ADH), sehingga menyebabkanair tersimpan didalam
tubuh. Merupakan kelebihan air, misalnya saat melakukanlatihan berat,
tanpa cukup penggantian sodium, juga dapat mengakibatkan hyponatremia.
Hyponatremia juga dapat
mengakibatkan ketika sodium hilang dari tubuh atau ketika keduanya sodium dan
cairan hilang dari tubuh, misalnya, selama berkeringat berkepanjangan dan
muntah atau diare parah.
3.2
Gejala Hyponatremia
Kondisi medis yang
kadang-kadang dapat dikaitkan dengan hyponatremia adalah ketidakcukupan
adrenal, hypothyroidism, dan sirosis liver. Akhirnya, sejumlah obat dapat
menurunkan tingkat sodium darah. Contoh-contoh ini termasuk obat diuretics,
vasopressin, dan sulfonylurea. Bila tingkat sodium didalam tubuh
rendah, air cenderung masuk kedalam sel, menyebabkan mereka membengkak.
Bila ini terjadi di otak, maka disebut sebagai busung otak.
Cerebral edema sangat berbahaya karena otak dibatasi
dalam tengkorak tanpa ruang untuk ekspansi, dan pembengkakan dapat
mengakibatkan kerusakan otak karena akan meningkatkan tekanan di dalam
tengkorak. (widhaaprilandini.wordpress.com)
Dalam hyponatremia yang kronis, di mana
tingkat darah rendah sodium drop secara bertahap dari waktu
ke waktu, gejala biasanya lebih parah dibandingkan dengan hyponatremia akut
(tiba-tiba sodium drop dalam darah). Gejalanya dapat sangat non-spesifik dan
dapat termasuk:
· sakit kepala,
·
kebingungan atau
mengubah tahap mental,
·
selalu
menunjukkan dehidrasi seluler
·
net
water loss.
·
penurunan
kesadaran yang mana dapat melanjutkan ke koma dan kematian.
·
otot mengejang atau keram
·
kelemahan,
dan kelelahan
·
mual
dan muntah-muntah
3.3
Perawatan Hyponatremia
Hyponatremia kronis yang ringan mungkin
tidak memerlukan pengobatan selain penyesuaian dalam diet, gaya hidup, atau
obat-obatan. Untuk hyponatremia yangberat atau akut, pengobatan biasanya
melibatkan administrasi electrolytesdari darah dan cairan.
Hipernatremia diobati dengan
pemberian cairan. Pada semua kasus terutama kasus ringan, cairan diberikan
secara intravena (melalui infus). Untuk membantu mengetahui apakah pembelian
cairan telah mencukupi, dilakukan pemeriksaan darah setiap beberapa jam. Konsentrasi
natrium darah diturunkan secara perlahan, karena perbaikan yang terlalu cepat
bisa menyebabkan kerusakan otak yang menetap.
Pemeriksaan darah atau air kemih tambahan
dilakukan untuk mengetahui penyebab tingginya konsentrasi natrium. Jika penyebabnya
telah ditemukan, bisa diobati secara lebih spesifik. Misalnya untuk diabetes
insipidus diberikan hormon antidiuretik (vasopresin). (widhaaprilandini.wordpress.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar